Strukturorganisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada suatu lembaga dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi juga dapat diartikan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. B. Jenis Struktur 100% found this document useful 2 votes2K views25 pagesOriginal TitleMakalah pengorganisasian dan struktur © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 2 votes2K views25 pagesMakalah Pengorganisasian Dan Struktur OrganisasiOriginal TitleMakalah pengorganisasian dan struktur to Page You are on page 1of 25 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 10 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 14 to 23 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Daridefinisi tersebut dapat disimpulkan bahwa organisasi mencakup 3 elemen pokok: 1. Interaksi manusia, 2. Kegiatan yang mengarah pada tujuan, 3. Struktur organisasi itu sendiri. Kebutuhan perusahaan akan pentingnya peranan organisasi akan disesuaikan dengan seberapa besar anggota perusahaannya.

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengorganisasian organizing merupakan proses penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Pengorganisasian dilakukan untuk mencapai sasaran strategis dari sebuah organisasi yang harus dimulai dengan beberapa tahap, salah satunya yaitu proses mendesain organisasi. Pola hubungan spesifik dalam proses ini disebut struktur organisasi. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Menurut Robbins dan Coulter 2007284, Struktur organisasi dapat diartikan sebagai kerangka kerja formal organisasi yang dengan kerangka kerja itu tugas-tugas pekerjaan dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Teori mengatakan bahwa ada pengaruh dari struktur organisasi terhadap kinerja karyawan di suatu perusahaan, tergantung pada bentuk struktur organisasi yang dipakai perusahaan tersebut. Struktur organisasi perusahaan cenderung berbeda. Struktur organisasi yang lazim digunakan adalah struktur sederhana, birokrasi dan struktur matriks. Secara spesifik, struktur hendaknya mengikuti strategi. Menurut Chandler dalam Robbins 2003183, Jika manajemen membuat suatu perubahan yang penting dalam strategi organisasi, struktur akan perlu dimodifikasikan untuk mengakomodasikan dan mendukung perubahan ini. Universitas Sumatera Utara 2 Bentuk struktur organisasi yang beraneka cenderung mempengaruhi dimana tiap-tiap bentuk struktur organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahannya masingmasing. Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu mempunyai bentuk struktur organisasi yang bersifat fungsional, sehingga pembagian tugas jelas mengingat besarnya probabilitas pengembangan spesialisasi. Hal ini menunjukkan bahwa struktur organisasi yang digunakan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu cenderung ke arah birokrasi, dimana struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi, aturan dan pengaturan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam departemen-departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando Robbins, 2003176 Trahant 199786 mengemukakan “Change isn’t something. You’ve got to involve people’s bodies and souls if you want your change effort to work”. Perubahan pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu harus memperhatikan dan melibatkan seluruh komponen yang ada termasuk pegawai. Untuk itu pengelolaan sumber daya manusia menjadi bagian yang strategis dan menentukan. Antara organisasi dan pegawai merupakan satu kesatuan yang memiliki hubungan yang bersifat simultan dan harus seimbang. Artinya pada satu sisi, pegawai harus dikelola dalam kerangka alur kepentingan organisasi, di sisi lain kegiatan organisasi harus dapat memperhatikan kepentingan dan kebutuhan yang diharapkan Universitas Sumatera Utara 3 pegawai. Hal ini dilakukan dengan mapping pemetaan pegawai bagi seluruh pegawai Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu dari tingkatan pelaksana sampai dengan pejabat Esselon dalam rangka menempatkan pegawai sesuai dengan kemampuannya right man on the right job. Perubahan struktur organisasi terjadi pada tahun 2008, dimana dalam menangani perancangan struktur organisasi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu menggunakan dua komponen yaitu departementasi dan formalisasi. Departementasi maksudnya adalah dasar yang dipakai dalam pengelompokan pekerjaan sehingga tugas yang sama atau mirip dapat dikoordinasikan dengan lebih baik dimana Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu menambahkan bidang kelompok jabatan fungsional yang dibawahi langsung oleh Kepala Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Formalisasi adalah suatu tingkat dimana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan. Jika pekerjaan sangat diformalkan, pelaksana pekerjaan hanya punya sedikit keleluasaan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan harus dikerjakan, dan bagaimana seharusnya mengerjakannya dimana posisi bagian tata usaha berganti nama menjadi sekretaris dan ditambahnya bidang kelompok jabatan fungsional yang seluruh kegiatannya harus sesuai prosedur yang terdefinisi dengan jelas pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Universitas Sumatera Utara 4 Berikut struktur organisasi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu menurut PERDA no 3 tahun 2001 sebelum perubahan Kepala Dinas Lampiran II PERDA PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 3 TAHUN 2001 TANGGAL 31 JULI 2001 Wkl. Kepala Dinas KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN TATA USAHA Drainase/pkp/Air Bersih Bangunan Gedung Penataan Ruang SUBBAG UMUM SUBDIS BINA PENATAAN RUANG SUBDIS BINA PENGEMBANGAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN SEKSI SURVEY DAN PEMETAAN SEKSI METROPOLITAN DAN KOTA BESAR SEKSI PERENCANAAN TATARUANG SEKSI SEDANG DAN KOTA KECIL SEKSI PEMANFAATAN &PENGENDALIAN RENCANA TATA RUANG SEKSI SUBBAG KEUANGAN SUBBAG KEPEGAWAIAN SUBDIS BINA PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUBDIS BINA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN SEKSI PERUMAHAN RAKYAT SEKSI PENDATAAN DAN PENGATURAN SEKSI PENGEMB. PERMUKIMAN BARU DAN FASILITAS PENDANAAN SEKSI TATA TEKNIK DAN KONSTRUKSI SEKSI PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN SEKSI PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMULIHAN DAMPAK BENCANA SUBBAG ORG & HUKUM SUBDIS BINA PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT SEKSI BADAN USAHA DAN KOPERASI SEKSI POKMAS SEKSI KEMNITRAAN SEKSI PELATIHAN DAN PENYULUHAN SEKSI PEMELIHARAAN DAN REHABILITAS SEKSI BERSIH DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN UPT KEPALA UNIT PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SEWA KASUBAG TATA USAHA SEKSI STUDI KELAYAKAN DAN PERENCANAAN SEKSI PENGADAAN DAN PEMBANGUNAN KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL I KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL III KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL IV KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL V KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL VI KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA SEKSI PEMBINAAN-A BINJAI/LANGKAT SEKSI PEMBINAAN-A UNGUN SEKSI PEMBINAAN-A LABUHAN BATU SEKSI PEMBINAAN-A SIBOLGA SEKSI PEMBINAAN-A PUAN SEKSI PEMBINAANA NIAS UTARA SEKSI PEMBINAAN-B ASAHAN SEKSI PEMBINAAN-B TAPANULI TENGAH SEKSI PEMBINAAN-B MEDAN/DELI SERDANG SEKSI PEMBINAAN-B KARO/TOBASA SEKSI PEMBINAAN-C TEBING TINGGI SEKSI PEMBINAAN-C DAIRI SEKSI PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN SEKSI PENDAMPINGAN DAN PENGHUNIAN KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL II SEKSI PEMBINAAN-C TANJUNG BALAI SEKSI PEMBINAAN-B MADINA SEKSI PEMBINAANB NIAS SELATAN SEKSI PEMBINAAN-C Gambar Struktur Organisasi Distarukim Menurut PERDA No. 3 Tahun 2001 Universitas Sumatera Utara 5 Berdasarkan PERDA No. 8 pada tahun 2008, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu melakukan perubahan struktur organisasi sebagai berikut Lampiran II PERDA PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 8 TANGGAL 28 november 2008 Kepala Dinas KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM BIDANG PENATAAN RUANG BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG TATA BANGUNAN DAN JASA KONTRUKSI SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PEMBINAAN TATA RUANG SEKSI PEMBINAAN PERUMAHAN SEKSI PEMBINAAN BANGUNAN GEDUNG SEKSI PENGEMBANGAN AIR MINUM SEKSI PERENCANAAN DAN PEMANFAATAN RUANG SEKSI PENGEMBANGAN PERMUKIMAN SEKSI TATA TEKNIS DAN KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG SEKSI PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN SEKSI PEMBANGUNAN KAWASAN SEKSI PEMANFAATAN DAN PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKSI PENGEMBANGAN PERKOTAAN DAN PEDESAAN SEKSI PENGENDALIAN TATA RUANG UPT - UPT PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN - UPT PENGELOLAAN RUMAH SEWA UPT KEPALA UNIT PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN RUMAH SEWA KASUBAG TATA USAHA SEKSI STUDI KELAYAKAN DAN PERENCANAAN SEKSI PENGADAAN DAN PEMBANGUNAN SEKSI PENGELOLAAN DAN PEMELIHARAAN SEKSI PENDAMPINGAN DAN PENGHUNIAN KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL I KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL II KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL III KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL IV KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL V KEPALA BALAI PEMBINAAN WIL VI KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA KASUBAG TATA USAHA SEKSI PEMBINAANA BINJAI/LANGKAT SEKSI PEMBINAAN-A LUNGUN SEKSI PEMBINAAN-A LABUHAN BATU SEKSI PEMBINAAN-A SIBOLGA SEKSI PEMBINAAN-A PUAN SEKSI PEMBINAAN-A NIAS UTARA SEKSI PEMBINAAN-B KARO/TOBASA SEKSI PEMBINAAN-B ASAHAN SEKSI PEMBINAAN-B TAPANULI TENGAH SEKSI PEMBINAAN-B MADINA SEKSI PEMBINAAN-B NIAS SELATAN SEKSI PEMBINAAN-C DAIRI SEKSI PEMBINAAN-C TANJUNG BALAI SEKSI PEMBINAAN-B MEDAN/DELI SERDANG SEKSI PEMBINAAN-C TEBING TINGGI SEKSI PEMBINAAN-C Gambar Struktur Organisasi Distarukim Menurut PERDA No. 8 Tahun 2008 Universitas Sumatera Utara 6 Sejak adanya perubahan struktur organisasi pada tahun 2008, beberapa program telah tersusun dan dapat dicapai dengan optimal dari tahun 2007 sampai dengan 2011 hal tersebut dapat di lihat pada Tabel berikut ini Tabel Program Kerja dan Pencapaian Pencapaian No. Indikator 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % Program Terkait Peningkatan 86 88 87 89 Infrastruktur Pedesaan 2 Program Pembangunan Perkotaan 68 69 68 70 Program Peningkatan 3 Pembangunan Perumahan dan 75 75 81 83 Permukiman 4 Program Penataan Ruang 70 75 73 76 Sumber Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu, Medan 2012. 1 2011 % 85 75 85 80 Berdasarkan Tabel di ketahui bahwa 1. Program Terkait Peningkatan Infrastruktur Pedesaan dari tahun ke tahun. Tahun 2010 mencapai tertinggi, yaitu sebesar 89% sementara 2011 merupakan pencapaian terendah, yaitu sebesar 85%. 2. Program Pembangunan Perkotaan dari tahun ke tahun berfluktuasi. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 75% sementara tahun 2009 dan 2007 merupakan pencapaian terendah sebesar 68%. 3. Program Peningkatan Pembangunan Perumahan dan Permukiman dari tahun ke tahun. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi yaitu sebesar 85% sementara tahun 2007 dan 2008 merupakan pencapaian terendah sebesar 75% Universitas Sumatera Utara 7 4. Program Penataan Ruang dari tahun ke tahun berfluktuasi. Tahun 2011 merupakan pencapaian tertinggi sebesar 80% sementara tahun 2007 merupakan pencapain terendah sebesar 70%. Dari fenomena diatas menimbulkan pertanyaan apakah ada pengaruh perubahan organisasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Menurut Hunger dan Wheelen 2002186, Keberhasilan organisasi cenderung mengikuti pola pengembangan sebagaimana organisasi itu tumbuh dan berkembang, oleh sebab itu sebelum perencanaan berperan dalam mewujudkan kinerja, organisasi perusahaan harus di struktur dengan tepat guna pencapaian tujuan organisasi. Kinerja diartikan sebagai suatu pola tindakan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan, yang diukur berdasarkan perbandingan dengan berbagai standar. Collins, 200213. Penurunan kinerja pegawai dalam suatu organisasi umumnya dipengaruhi oleh pola penempatan orang-orang yang tidak sesuai dengan bidang dengan hal ini, Sitanggang 1997139 mengemukakan bahwa orang-orang yang mempunyai keahlian spesialisasi adalah tenaga yang langka dan sangat diperlukan, tetapi bila ditempatkan pada lingkungan atau pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya maka hasil yang didapat dari tenaga tersebut sebenarnya tidak menguntungkan. Selain ketepatan penataan keahlian menurut bidang, juga perlu keserasian penempatan keahlian menurut tingkatnya. Universitas Sumatera Utara 8 Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu merupakan salah satu instansi teknis yang ditetapkan sebagai pelaksana dan pengembang tugas serta kewenangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dalam bidang Penataan Ruang dan Permukiman, dan mengimplentasikan kebijakan yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara. Seiring perkembangan kondisi lingkungan yang selalu berubah, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu sebagai instansi teknis pemerintah perlu melakukan perbaikan sistem, mekanisme kerja dan performance lembaga. Hal ini diperkuat dengan banyaknya pandangan negatif dari pengamat lingkungan dan masyarakat umum terhadap buruknya kinerja pegawai Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu. Dalam rangka memperbaiki citra Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu dan berdasarkan hal yang telah diuraikan sebelumnya, Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu merasa perlu melakukan perubahan. Reformasi yang dilakukan oleh Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu ini bersifat menyeluruh dan komprehensif, yang meliputi perubahan struktur organisasi yang berbeda dengan Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara Distarukimsu pada sebelumnya. Universitas Sumatera Utara 9 Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka penulis sangat tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Perubahan Struktur Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil PNS Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara”. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah dan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut “Apakah perubahan struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil PNS pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara?” Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh perubahan struktur organisasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil PNS Pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara. 1. Manfaat Penelitian Bagi Perusahaan Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan kinerja pegawai melalui perwujudan variabel yang mempengaruhinya. Universitas Sumatera Utara 10 2. Bagi Peneliti Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia khususnya yang berhubungan dengan pengaruh struktur organisasi terhadap kinerja pegawai. 3. Bagi Pihak Lain Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada bidang lain di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara
Pengorganisasiandan Struktur Organisasi DAFTAR PUSTAKA James A.F. Stoner et.al, Manajemen, Jilid I dan II (JS) T. Hani Handoko, Manajemen (HH) Oleh •Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang Abstrack Oganisasi has become bagin of the activities of human life. Because without an organization, it is impossible for humans to be able to organize or build a working system that is effective and efficient. Organization is needed to guide a team working on establishing a company or institution. However, an organization not only adrift by the company but rather the extent of the organization has covers all human life. Without realizing it, every individual when he was born he has been a member of the organization in its environment. One small organization without us knowing it is a family. A family when viewed in terms of social is a small organization that is within him there are members with their respective roles. Father, mothers and children also have their respective roles in small this organization and also the goals they want to achieve. An organization is one of the elements of life that is inherent to human activity that aims to regulate, guide humanity in realizing the desire they deserved. Therefore, learn about any organization is an important thing that can also be used as guidelines to socialize with others. Abstrak Oganisasi suadah menjadi bagin dari aktivitas kehidupan manusia. Karena tanpa sebuah organisasi, mustahil bagi manusia untuk dapat mengatur ataupun membangun sebuah sistem kerja yang efektif dan efisien. Organisasi dibutuhkan untuk membimbing sebuah tim kerja dalam mendirikan sebuah perusahaan atupun instansi. Namun sebuah organisasi tidak hanya terpaut oleh perusaahaan namun lebih luasnya organisasi telah mencangkup seluruh kehidupan mamusia. Tanpa disadari, setiap individu ketika ia baru lahir ia telah menjadi anggota dari organisasi yang ada dalam lingkungan nnya. Salah satu Organisasi kecil yang tanpa kita sadari adalah keluarga. Sebuah keluarga jika ditinjau dari segi sosial adalah sebuah organisasi kecil yang didalam nya terdapat anggota dengan perannya masing-masing. Ayah adalah seorang kepala rumah tangga yang dalam hal ini berperan sebagai kepala organisasi yang bertugas untuk mengatur sekaligus mengawasi keluarganya. Demikian pula ibu dan anak juga memiliki perannya masing-masing dalam organisasi kecil ini. Dalam keluarga juga terdapat tujuan-tujuan yang mereka ingin wujutkan. Sebuah organisasi adalah salah satu unsur kehidupan ynag melekat dengan aktivitas manusia yang bertujuan untuk mengatur, memebimbing manusia dalam mewujutkan keinginan yang mereka dambakan. Oleh karena Sedangkanpengorganisasian adalah fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. MAKALAH STRUKTUR ORGANISASI, DESAIN ORGANISASI, DESAIN PEKERJAAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku dan Pengembangan Organisasi Dosen Pengampu Dr. Asih Kuswardinah, Oleh Ulya Nur Bayti 6411412009 Fariza Ardhia Guninda 6411412090 Dwi Astuti 6411412094 Kurniati 6411412121 Ishmah Fauziyyah 6411412126 Hotmi Umi Arifah 6411412166 Aji Nugroho 6411412204 JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang meliputinya. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar tujuann organisasi dapat dicapai dengan efisien. Dalam fungsi pengorganisasian, manajer mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu. Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekansime formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu organisasi. Adapun faktor-fakor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah 1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya 2. Teknologi yang di gunakan 3. Anggota atau orang-orang yan terlibat dalam organisasi 4. Ukuran organisasi Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan Kerangka kerja tersebut dinamakan sebagai desain organisasi. Bentuk Spesifik dari kerangka kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi. Desain organisasi dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dann lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara berssamaan ke dalam organisasi dan keluar organisasi. Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka menyusun desain organisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Rumusan Masalah Apa itu struktur dan desain organisasi? Apa itu departementalisasi? Bagaimana siklus hidup organisasi? Apa itu desain pekerjaan? Apa itu karakteristik pekerjaan? Bagaimana pengaplikasian struktur organisasi, desain organisasi, desain 1. 2. 3. 4. 5. 6. pekerjaan dalam organisasi kesehatan? Tujuan Mengetahui apa itu struktur dan desain organisasi. Mengetahui apa itu departementalisasi. Mengetahui bagaimana siklus kehidupan organisasi Mengetahui desai pekerjaan. Mengetahui karakteristik pekerjaan Mengetahui bagaimana pengaplikasian struktur organisasi, desain organisasi, desain pekerjaan dalam organisasi kesehatan. BAB II PEMBAHASAN Struktur Organisasi dan Desain Organisasi Pengertian Struktur Organisasi dan Desain Organisasi Organisasi merupakan unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama. Sedangkan Pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubungan-hubungan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan. Hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi atau hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada pada organisasi dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Pembentukan struktur organisasi dihadapkan pada dua hal yaitu diferensiasi atau pembagian tugas diantara anggota organisasi, dan integrasi atau koordinasi dalam pembagian tugas tersebut. Menurut Robbins 2007, struktur organisasi didefinisikan sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dibagi, dan dikelompokkan secara formal. Struktur organisasi membahas bagaimana cara organisasi membagi tugas diantara anggota organisasi dan menghasilkan koordinasi diantara tugas-tugas tersebut. Artinya struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan secara formal, atau susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi. Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika akan mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi Robbins, 2007 1. Spesialisasi Pekerjaan Spesialisasi pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagibagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri. 2. Departementalisasi Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. 3. Rantai komando Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut dipatuhi 4. Rentang Kendali Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif. 5. Sentralisasi – Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi. Sedangkan desentralasi adalah 6. Formalisasi Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dilakukan. Dalam organisasi selain memiliki struktur organisasi juga memiliki desain oraganisasi. Menurut Ivancevich 2008 desain organisasi di definisikan sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan dan departemen. Dengan demikian keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih akan menghasilkan sebuah struktur organisasi. Sementara Ivancevich 2008 mengungkapkan 4 komponen sebagai pembentuk struktur organisasi yaitu meliputi 1. Pembagian kerja Menyangkut kadar dari spesialisasi pekerjaan. Para manager membagi seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang tersusun dari aktivitas-aktivitas khusus. Proses pembagian pekerjaan ke dalam pekerjaan yang relatif khusus guna mencapai keunggulan spesialisasi. Pembagian kerja dapat berdasarkan pada keahlian personal, spesialisasi horizontal, dan spesialisasi 2. vertical. Pendelegasian Kewenangan delegation of authority Proses pembagian kewenangan dari atas ke bawah dalam organisasi. Pendelegasian kewenangan mengacu secara khusus pada kewenangan pengambilan keputusan, bukan melakukan pekerjaan. Pendelegasian kewenangan memiliki efek positif pada pengembangan manager professional, dan membawa 3. iklim persaingan dalam organisasi. Pembagian Departemen Cara organisasi dibagi secara struktural. Pembagian departemen ini dapat dikelompokkan functional menjadi pembagian departementalization, departemen berdasarkan berdasarkan wilayah fungsinya geographic departementalization, berdasarkan produk product departementalization, 4. berdasarkan pelanggan customer departementalization. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. Rentang ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur organisasi. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan kerumitan. 1. Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan / pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang 2. kendali. Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada derajat dimana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan adalah sebagai berikut Semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin besar sentralisasi, Semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan, semakin besar sentralisasi, Semakin besar penggunaan departemen berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, Semakin luas rentang kendali, semakin besar 3. sentralisasi Kerumitan complexity adalah suatu struktur organisasi yang mengacu pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi. Desain Organisasi yang Umum 1. Struktur Sederhana Simple Structure Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak digunakan oleh usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah sama. Kekuatan utama dari struktur sederhana ini terletak pada kesederhanaanya. Cepat, fleksibel, tidak mahal untuk dikelola, dan akuntabilitasnya jelas. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa diterapkan pada organisasi yang besar. Hal ini karena ketika diterapkan pada organisasi yang besar dimana formalisasi-nya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi akan menyebabkan kelebihan beban overload informasi di puncak. Pengambilan keputusan akan berjalan lambat karena tergantung kepada satu orang yaitu pemilik sekaligus pimpinan organisasi. 2. Struktur Birokrasi Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas birokrasi yang sangat rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat, rentang kendali sempit, dan pengambilan keputusan mengikuti rantai komando. Kekuatan utama birokrasi adalah terletak pada kemampuannya menjalankan kegiatan-kegiatan yang terstandar secara efisien. Menyatukan beberapa kekhususan dalam departemen-departemen fungsional menghasilkan skala ekonomi, duplikasi yang minim pada personel dan perlatan, dan karyawan memiliki kesempatan untuk berbicara “dengan bahasa yang sama” di antara rekan-rekan sejawat mereka. Sedangkan kelemahan struktur birokrasi adalah berlebihan dalam mengikuti aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi, kurang inovatif dan birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadai masalah-masalah yang sebelumnya sudah diatur dengan jelas cara penyelesaiannya. Artinya, ketika dihadapkan pada permasalahan baru, struktur birokrasi menjadi tidak efisien lagi karena diperlukan aturan-aturan baru untuk menyelesaikan permasalah tersebut. 3. Struktur Matrik Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur ini dapat ditemukan pada agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, labolatorium penelitian, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak misalnya pada penyatuan para spesialis , yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber-sumber daya khusus untuk seluruh produksi. Sedangkan kelemahannya adalah sulit mengkoordinasi tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat anggaran. Karakteristik struktur matrik ialah mematahkan konsep kesatuan komando. Karyawan yang berada dalam struktur matrik memiliki dua atasan misal manajer produksi dan manajer fungsional. Kelemahan utama dari struktur matrik adalah sering menyebabkan kebingungan yang dapat meningkatkan stres karena ada ambiguitas peran sekaligus dapat menciptakan konflik. Model-Model Struktur 1. Model Mekanistik a. Mechanistic. Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis. b. Mostly Mechanistic. Pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi 2. komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut. Model Organik a. Organic. Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi. b. Mostly Organic. Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut. Faktor Penyebab Perbedaan Struktur Organisasi 1. Strategi Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur harus 2. mengikuti strategi Ukuran Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang dalam 3. organisasi tersebut. Teknologi Organisasi Teknologi organisasi adalah dasar dari subsistem produksi, termasuk teknik dan 4. cara yang digunakan untuk mengubah input organisasi menjadi output. Lingkungan Lingkungan mencakup seluruh elemen di luar lingkup organisasi. Elemen kunci mencakup industri, pemerintah, pelanggan, pemasok dan komunitas finansial. Departementalisasi Suatu organisasi usaha agar memiliki struktur yang cermat perlu dilakukan departementalisasi, yaitu proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaaan menjadi satu kelompok dalam suatu organisasi. Terdapat beberapa macam departementalisasi, yaitu 1. Departementalisasi fungsional Departementalisasi fungsional, mengelompokkan sejumlah pekerjaan berdasarkan fungsi yang dilaksanakan. Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi. kebaikan utama pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi- fungsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi. pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan. struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif. Kebaikannya - Pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama. Menciptakan efisiensi melalui spesialisasi. Memusatkan keahlian organisasi. Memungkinkan pengawasan manajemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi. Kelemahannya - Menciptakan konflik antar fungsi. Adanya kemacetan pelaksanaan tugas. - Umpan balik yang lambat. - Memusatkan pada kepentingan tugasnya. - Para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inovatif. 2. Departementalisasi geografis Departementalisasi geografis, mengelompokkan pekerjaan atau kegiatan – kegiatan berdasarkan kewilayaan atau geografis dimna operasi berlokasi diman satuan organisasi menjalan kan usahanya. Kadang- kadang juga disebut departementalissi daerah, regional, Maksudnya pembagian departemen berdasarkan lokasi untuk di peratnggung jawabkan tugas masing-masing dalam 3. sebuah orgnisasi. Departementalisasi proses Departemantalisasi proses, mengelompokkan pekerjaan berdasar arus-arus produk. Masing-masing departemen proses mengerjakan bagiannya terpisah dari keseluruhan proses produksi. Maksudnya pembagian departemen berdasarkan 4. proses pekerjaannya. Departementasi produk Dengan berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional menjadi semakin sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang, memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setiap produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada 5. direktur organisasi. Departementalisasi pelanggan Departementalisasi pelanggan, mengelompokkan pekerjaan berdasarkan pelanggan. Masing-masing dari departemen pelanggan memenuhi kebutuhan produk dan jasa konsumen tertentu. Siklus Kehidupan Organisasi Pengertian Siklus Kehidupan Organisasi Siklus hidup organisasi adalah suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta implikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Seperti juga kehidupan organisme, pertumbuhan dan kemunduran setiap organisasi terutama disebabkan oleh dua faktor, yaitu fleksibilitas dalam merespon setiap perubahan lingkungan dan kekakuan controllability dalam merespon setiap perubahan Adizes, 1996. Setiap tahapan-tahapan yang dilalui oleh organisasi akan selalu memunculkan kesulitan atau masalah yang memerlukan penanganan baik secara internal maupun intervensi dari pihak luar eksternal. Tahapan perkembangan organisasi sendiri sebenarnya dapat diprediksi dan bersifat repetitif Adizes, 1999. Oleh karena itu, pemahaman terhadap setiap perkembangan tahapan organisasi memberikan kemampuan kepada pimpinan organisasi untuk secara proaktif dan preventif dan menyongsong persoalan-persoalan organisasi di masa datang, atau jika tidak mampu, bagaimana sebisa mungkin menghindari masalah-masalah tersebut. Empat Tahapan Siklus Kehidupan Organisasi 1. Entrepreneurial Wirausaha Penekanan pada kriteria sistem terbuka dengan kriteria fleksibilitas/kesiapan dan perolehan sumber daya/pertumbuhan. Indikatornya inovasi, kreativitas, dan mobilisasi sumber daya. Dalam tahapan ini, organisasi baru lahir. Seperti manusia yang baru lahir, mereka ingin mempertahankan kehidupannya. Dalam organisasi, konsep berpikir top manajer cenderung kepada produk dan pasar yang akan dituju. Sedikit sekali membutuhkan birokrasi yang ruwet, yang terpenting bisa tahan banting dan merebut pasar adalah tujuan utama. Kesulitan Membutuhkan pemimpin yang berjiwa kepemimpinan. Ada banyak pemimpin, tetapi yang pemimpin yang mempunyai jiwa kepimpinan jarang. Hal ini yang diperlukan ketika suatu organisasi mulai berkembang. Mereka membutuhkan sosok itu untuk mengakomodir semua pegawai yang bekerja di dalamnya agar tetap berorientasi pada target. Pendiri organisasi bisa menjadi pemimpin, bisa juga tidak. Jika pendiri merasa dirinya tidak cukup mempunyai kompentensi untuk mempimpin, bisa merekrut pemimpin yang lebih berpengalaman 2. Collectivity Kolektivitas Penekanan pada kriteria hubungan antar manusia, seperti moril pegawai dan pengembangan sumber daya manusia. Indikatornya komunikasi dan struktur informal, rasa kekeluargaan dan kerjasama antar organisasi, komitmen yang tinggi dan kepribadian pimpinan. Jika krisis pemimpin dengan kepemimpinan sudah teratasi, maka organisasi itu masuk dalam tahap ini. Tahap ini mulai mencari dan menetapkan tujuan organisasi yang lebih jelas. Mulai ada stuktur organisasi secara hirarki, tugas-tugas dalam pekerjaan mulai jelas dan munculnya divisi tenaga kerja. Birokrasi mulai muncul dalam tahap ini. Lebih kompleks daripada tahap awal. Kesulitan Pendelegasian tugas. Ketika pemimpin dalam organisasi itu, dapat juga disebut dengan top management, tidak dapat mengaplikasikan kisah sukses dirinya kepada level dibawahnya. Dengan artian lain, pemimpin tidak mau tanggung jawabnya dipegang oleh orang lain. Akibatnya, jika pemimpin ini hengkang ke organisasi lain, tidak akan ada pengganti dari internal organisasi yang mampu dan sebaik dia. Oleh karena itu, pendelegasian ini perlu agar setiap level pada hirarki organisasi mampu mengerti akan tugas pemimpin dan organisasi tetap berjalan dengan baik. 3. Formalization And Control Formalisasi Dan Kontrol Penekanan pada kriteria proses internal dan tujuan rasional seperti produktivitas, efisiensi, perencanaan, penetapan tujuan, manajemen informasi dan komunikasi. Indikatornya efisiensi produksi, peraturan dan prosedur, dan trend yang konservatif. Tahap dimana birokrasi lebih kuat daripada tahap sebelumnya. Melibatkan lebih banyak aturan, prosedur dan sistem control. Komunikasi antar pekerja atau departemen lebih formal dan terbatas. Mulai ada desentralisasi dalam pengambilan keputusan, ini artinya struktur organisasi mulai cenderung horizontal. Top management lebih kepada strategi dan planning, sedangkan operasionalisasi melibatkan level yang lebih rendah. Kesulitan terlalu banyak birokrasi. Pada tahap ini, birokrasi yang terjadi cenderung memaksa dan mencekik. Akibatnya inovasi jarang terjadi pada tahap ini. Organisasi akan dipandang sebagai organisasi yang sangat birokrasi. 4. Elaboration Of Structure Pengayaan Struktur Penekanan pada kriteria sistem terbuka terutama sehubungan dengan peningkatan vitalitas organisasi, keseimbangan antara diferensiasi dan integrasi. Indikatornya struktur yang terdesentralisasi. Solusi untuk birokrasi yang kuat adalah kolaborasi dan kerja secara kelompok. Mereka akan membentuk sebuah tim antar divisi-divisi yang mencermikan organisasi yang kecil. Dalam team ini akan terbentuk suatu tujuan tersendiri yang bisa diambil dari tujuan organisasi secara keseluruhan. Dengan begitu akan terbentuk sebuah kontrol sosial dan dispilin diri antar anggota team tersebut. Mereka akan bekerja sesuai dengan birokrasi, tetapi tidak meninggalkan inovasi. Kesulitan Membutuhkan revitalisasi. Dalam tahap ini, ini adalah tahap puncak yang dapat dicapai organisasi. Jika sudah menapak tahap ini, maka diharapkan dalam 10 atau 20 tahun mendatang organisasi membutuhkan suatu pembaruan. Pembaruan ini ditujukan untuk menyesuaikan lagi dengan lingkungan pada saat itu. Hal ini untuk menghindari birokrasi yang semakin membengkak dan sulitnya untuk berinovasi. Siklus hidup organisasi Jones Jones 1995 menyatakan bahwa suatu perusahaan akan mengalami suatu siklus hidup. Ada empat tahapan siklus hidup organisasi yaitu; kelahiran, pertumbuhan, penurunan, dan kematian. 1. Organizational birth kelahiran organisasi, dengan memanfaatkan keahlian dan kompetensi, beberapa orang kemudian dapat menciptakan nilai/ value sehingga dapat disebut lahirlah sebuah organisasi. Menciptakan nilai, misalnya menemukan cara baru untuk dapat meraih pasar. Contohnya, kita menjual produk yang sama, tetapi harga lebih murah, kita membuat kue yang memiliki cita-rasa lezat yang tidak sama dengan perusahaan sejenis. Contoh tersebut menunjukkan strategi yang dipilih seperti penawaran harga yang lebih rendah dari pesaing low-cost business dan penawaran produk yang berbeda dari pesaing differentiation. 2. Organizational growth pertumbuhan organisasi, yaitu organisasi yang mengembangkan keahlian dan kompetensinya. Banyak cara yang dilakukan agar dapat tumbuh seperti meniru strategi, struktur, dan budaya organisasi yang telah 3. sukses sebelumnya. Organizational decline penurunan organisasi, yaitu suatu organisasi yang gagal dalam mengantisipasi, mengenal, menghindari, menetralisir, atau menyesuaikan 4. diri dengan tekanan eksternal dan internal yang mengancamnya. Organizational death organisasi yang mati, yaitu organisasi yang tidak bisa lagi beroperasi dan beraktifitas lagi. Hal seperti ini sebenarnya yang harus dihindari dari suatu organisasi. Desain Pekerjaan Desain pekerjaan merupakan fungsi penetapan kegiatan‐kegiatan individu atau kelompok karyawan dalam wadah organisasi. Tujuan dari desain pekerjaan yaitu mengatur pekerjaan‐pekerjaan yang dibutuhkan organisasi, peralatan peralatan dan hubungan sosial serta perilaku. Bila dilihat menurut sudut pandang bagian sumberdaya manusia merupakan kepuasan individu di dalam memangku jabatan. Adapun tiga unsur masalah yang membingungkan manajer dalam mengembangkan dan mengatur pekerjaan‐pekerjaan karyawan agar dapat bekerja lebih produktif dan memuaskan, yaitu a. Sering terjadi konflik antara kebutuhan‐kebutuhan dan keinginan‐keinginan karyawan dan kelompok karyawan dengan berbagai persyaratan desain b. pekerjaan. Sifat unik karyawan dapat menimbulkan berbagai macam tanggapan dalam c. wujud sikap, kegiatan fisik dan produktivitas dalam pelaksanaan pekerjaan. Perubahan lingkungan, organisasional dan perilaku karyawan membuat desain pekerjaan, ketepatan pendekatan pengembangan standar kerja dan bentuk‐bentuk perilaku karywan perlu dipertanyakan. Desain pekerjaan lebih luas sifatnya dan mempunyai tujuan utama mencocokkan kebutuhan produktivitas organisasi dengan kebutuhan individu yang mengerjakan bermacam tugas. Kecenderungan saat ini, tujuan utama desain pekerjaan memberikan individu pekerjaan berarti yang cocok dan efektif dalam gerak organisasi. Fokusnya mengubah, menyederhanakan, memperluas, memperkaya, membuat pekerjaan sedemikian rupa sehingga usaha setiap tenaga kerja lebih sejalan dengan pekerjaan lainnya. Ada tiga unsur yang memepunyai kaitan dengan desain pekerjaan, yaitu 1. Unsur organisasi Unsur organisasi mempunyai kaitan erat dengan desain pekerjaan yang efisien untuk mencapai output maksimum dari pekerjaan‐pekerjaan karyawan. Dalam mananjemen ilmiah yang dikemukakan oleh Fredric Winslow Taylor telah menetapkan adanya studi yang menyoroti tentang perilaku karyawan di dalam pelaksanaan kerja. Studinya dinamakan Studi gerak dan waktu Time and motion study. Dengan adanya efisinsi di dalam pelaksanaan kerja akan menentukan spesialisasi yang merupakan kunci dalam desain pekerjaan. Karyawan melakukan pekerjaan secara kontinyu menyebabkan dia menjadi terspesialisasi, yang selanjutnya dapat memperoleh output lebih tinggi. Adapun tiga unsur organisasi yang mempengaruhi desain pekerjaan organisasi, yaitu 1 Pendekatan mekanik, berupaya mengidentifikasikan setiap tugas dalam suatu pekerjaan guna meminimumkan waktu dan tenaga. Hasil pengumpulan identifikasi tuga kerja, ini akan menentukan spesialisasi. Pendekatan ini lebih menekankan pada factor efesiensi waktu, tenaga, biaya, 2 dan latihan. Aliran kerja, ini dipengaruhi oleh sifat komoditi yang dihasilkan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menentukan urutan dan keseimbangan pekerjaan. 3 Praktek‐praktek kerja, yaitu cara pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan, ini bisa berdasarkan kebiasaan yang berlaku dalam perusahaan, perjanjian atau kontrak kotak serikat kerja karyawan, kesepakatan bersama. 2. Unsur Lingkungan Faktor lingkungan yang mempengaruhi desain pekerjaan adalah tersedianya tenaga kerja potensial, yang mempunyai kemampuan dan kualifikasi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pengharapan‐pengharapan sosial, yaitu dengan tersedianya lapangan kerja serta memperoleh kompensasi dan jaminan hidup yang layak. 3. Unsur Perilaku 1 Otonomi, bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, disini bawahan diberi wewenang untuk mengambil keputusan atas pekerjaan yang dilakukan. 2 Variasi, pemerkayaan pekerjaan dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan atas pekerjaan‐pekerjaan yang rutin, sehingga kesalahan‐ kesalahan dapat diminimalkan. 3 Identitas tugas, untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, maka pekerjaan harus diidentifikasikan, sehingga kontribusinya terlihat yang selanjutnya akan menimbulkan kepuasan 4 Umpan balik, diharapkan pekerjaa‐pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan mempunyai umpan balik atas pelaksanaan pekerja yang baik, sehingga akan memotivasi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Karakteristik Pekerjaan Karakteristik pekerjaan adalah sebuah pendekatan dalam merancang pekerjaan yang menunjukkan bagaimana pekerjaan dideskripsikan ke dalam lima dimensi inti yaitu keanekaragaman keterampilan, identitas tugas, arti tugas, otonomi dan umpan balik Robbins dan Judge. Pendekatan karakteristik pekerjaan merupakan tindak lanjut dari proses rancangan pekerjaan. Model karakteristik pekerjaan ini berupaya untuk menjelaskan situasi dan merancang pekerjaan efektif bagi individu dengan menggunakan pendekatan contigency Kreitner dan Kinicki. Dalam istilah umum, dimensi inti pekerjaan adakah karakteristik umum yang ditemukan pada berbagai tingkatan pekerjaan. Dimensi inti dari karakteristik pekerjaan ini selanjutnya digambarkan sebagai berikut 1. Keanekaragaman keterampilan skill variety adalah tingkat sampai dimana pekerjaan memerlukan individu yang mampu melakukan berbagai tugas yang mengharuskannya menggunakan keterampilan dan kemampuan yang berbeda. 2. Indentitas tugas taks identity tingkat sampai dimana suatu pekerjaan membutuhkan penyelesaian dari seluruh proses bagian pekerjaan yang diidentifikasikan. 3. Arti tugas task significance adalah tingkat sampai dimana pekerjaan berpengaruh substansial dalam kehidupan atau pekerjaan individu lain. 4. Otonomi autonomy tingkat sampai dimana suatu pekerjaan memberikan kebebasan, kemerdekaanm serta keleluasaan yang substansial untuk individu dalam merencanakan pekerjaan dan menentukan prosedur-prosedur yang akan digunakan untuk menjalankan pekerjaan tersebut. 5. Umpan balik feedback adalah tingkat sampai dimana pelaksanaan aktivitas kerja membuat seseorang individu mendapatkan informasi yang jelas dan langsung mengenai keefektifan kerjanya. Dalam Simamora, model karakteristik pekerjaan Job characteristics models merupakan suatu pendekatan terhadap pemerkayaan pekerjan job enrichment. Program pemerkayaan pekerjaan job enrichment berusaha merancang pekerjaan dengan cara membantu para pemangku jabatan memuaskan kebutuhan mereka akan pertumbuhan, pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambahkan sumber kepuasan kepada pekerjaan. Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali. Penambahan elemen tersebut kepada pekerjaan kadangkala disebut pemuatan kerja secara vertikal vertical job loading. Pemerkayaan pekerjaan job enrichment itu sendiri merupakan salah satu dari teknik desain pekerjaan, dalam Samuel, dikatakan bahwa pendekatan klasik tentang desain pekerjaan yang diajukan Hackman dan Oldham dikenal dengan istilah teori karakteristik pekerjaan job characteristics theory. Dari hasil-hasil riset dalam berbagai bidang ini menunjukan bahwa orangorang yang pekerjaannya melibatkan adanya ketinggian tingkat dari variasi keterampilan, identitas tugas dan signifikasi tugas akan menganggap pekerjaan mereka sangat berarti. Tingkat otonomi yang tinggi akan membangkitkan rasa tanggungjawab yang lebih besar. Dan apabila disediakan umpan balik yang memadai karyawan akan mengembangkan suatu pemahaman yang berguna mengenai peranan dan fungsi mereka dengan lebih baik. Selanjutnya, rasa keberanian, tanggung jawab dan pemahaman hasil pekerjaan akan mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja. Dengan demikian, makin besar kadar kelima karakteristik tugas dalam suatu pekerjaan, makin besar pula kemungkinan bahwa karyawan akan lebih termotivasi dan merasakan kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan. Pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap hasil pekerjaan yaitu kepuasan dan kinerja karyawan. Kelima dimensi karakteristik kerja pada gilirannya akan mempengaruhi tiga kondisi psikologis yang penting bagi keryawan, yaitu keberartian tugas, tanggung jawab dan pengetahuan hasil kerja. Akhirnya tiga kondisi psikologis akan menghasilkan motivasi kerja internal, kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Dalam teori karakteristik pekerjaan ini kebutuhan karyawan untuk berkembang memegang peranan penting. Untuk karyawan dengan kebutuhan berkembang yang tinggi menunjukan efek yang semakin tinggi terhadap output personal dalam bekerja yaitu prestasi kerja, kepuasan kerja dan kualitas kerjanya. Model Pendekatan Karakteristik Robbins KARAKTERISTIK KONDISI HASIL KERJA PEKERJAAN PSIKOLOGIS KARYAWAN VARIASI MOTIVASI KERJA INTERNAL TINGGI KETERAMPI LAN IDETIFIK ASI TUGAS SIGNIFIKAS I OTONOMI UMPAN BALIK PEMAHAMAN TENTANG KERJA MERASAKAN TANGGUNG JAWAB ATAS HASIL KERJA MENGETAHUI HASIL AKTUAL DARI AKTIVITAS KERJA KEBUTUHAN KARYAWAN UNTUK BERKEMBANG KINERJA KUALITAS TINGGI KEPUASAN KERJA TINGGI TINGKAT ABSENSI DAN BERHENTI KERJA RENDAH Pengalikasian dalam organisasi kesehatan Contoh Pengaplikasian dalam Organisasi Rumah Sakit Rumah sakit adalah instansi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Karena rumah sakit merupakan tempat yang banyak dikunjungi oleh oramg yang kurang sehat, hampir setiap hari orang bisa jatuh sakit dan mereka akan langsung pergi mencari rumah sakit, maka oleh karena itu pada sebuah rumah sakit dibutuhkan suatu organisasi agar semua berjalan dengan lancar, cepat, dan juga efisien. Selain itu suatu organisasi di rumah salit berfungsi agar setiap intasi didalamnya tahu tujuan mereka untuk apa disana. Bisa dibayangkan jika sebuah rumah sakit tidak mempunyai organisasi, pasti akan terjadi sebuah kekacauan di dalam rumah sakit tersebut karena tidak adanya suatu organisas. Semua akan terasa repot dan tidak adanya suatu aturan-aturan yang menyatur para pasien ataupun instasi yang ada di dalam lingkungan kerja rumah sakit tersebut. Struktur Organisasi Rumah Sakit Keterangan 1. Direktur Direktur rumah sakit mempunyai tugas pokok yaitu membantu dalam penhgelolaan rumah sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyrakat. 2. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Direktur Rumah Sakit mempunyai fungsi sebagai berikut 1 Perumusan kebijakan rumah sakit 2 Penyusunan Rencana Strategik Rumah Sakit 3 Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang kesehatan Bagian Tata Usaha Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan kantor Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut 1 Penyusunan kebijakan bdang teknis administrasi perencanaan, administrasi umum dan kepegawaian serta administrasi keuangan dan asset Rumah Sakit. 2 Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan bagian tata usaha.  Kepala Seksi Pelayanan Medik Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan perumusan dan fasilitas medis di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai berikut 1 Penyusunan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik 2 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik 3 Pembinaan, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik  Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas pokokyaitu menyiapkan perumusan dan fasilitas Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas 1 Penyususnan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan 2 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan 3 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan  Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan perumusan dan fasilitas Perlengkapan Medik dan Non Medik di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas 1 Penyusunan program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik 2 Pelaksanaa program dan kegiatan seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik 3 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan 3. kegiatan seksi. Bidang Pelayanan Kepala Bidang Pelayanan mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk menyedia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenmggaraan tugas bidang pelayanan. 4. Dalam menyelenggarakan tugas, Kepada Bidang Pelayanan mempunyai tugas 1 Penyelenggaraan program dan kegiatan pelayanan medik 2 Penyelenggraan program dan kegiatan pelayanan keperawatan 3 Penyelenggaraan dan pengadaan perlengkapan medik dan non medik. Bidang Penunjang Kepala Bidang Penunjang mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk menyedia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan penyelenmggaraan tugas bidang penunjang. Dalam menyelenggrakan tugas Kepala Bidang PEnujang memuliki tugas 1 Penyelenggaran program dan kegiatan logistic dan diagnostic 2 Penyelenggaran program dan kegiatan pelayanan sarana dan prasarana 3 Penyelenggaran program dan kegiatan pengendalian instalasi 4 Penyusunan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik 5 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnstik.  Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik Kepala Seksi Logistik dan Diagnostik mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan perumusan dan fasilitas Perlengkapan Logistik dan Diagnstik di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Logistik dan Diagnistik mempunyai tugas 1 Penyusunan program dan kegiatan seksi Lgistik dan Diagnostik 2 Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Lgistik dan Diagnostik 3 Pelaksanaan, pengkoordinasian, pengendalian, penyawasan program dan kegiatan seksi Logistik dan Diagnostik.  Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas poko yaitu menyiapkan perumusan dan fasiltas Perlengkapan sarana dan pra sarana di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai tugas 1 Penyusunan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana 2 Pelaksaan program dan kegiatan seksi Sarana dan Prasarana 3 Pembinaan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan seksi Sarana dan prasarana.  Kepala Seksi Pengendalian Instalasi Kepala Seksi Pengendalian Instalasi mempunyai tugas pokok yaitu mempersiakan, memperbaiki, dan memelihara sarana dan prasarana Instalasi Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pengendalian Instalasi mempunyai tugas 1 Pelaksaan program dan kegiatan seksi Pengendalian Instalasi 2 Pembianan, Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan Pengendalian Instalasi. BAB III PENUTUP Simpulan Sedangkan Pengorganisasian adalah proses mengusahakan hubunganhubungan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan. Hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi atau hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada pada organisasi dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam organisasi selain memiliki struktur organisasi juga memiliki desain oraganisasi. Desain organisasi merupakan proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan dan departemen. Suatu organisasi usaha agar memiliki struktur yang cermat perlu dilakukan departementalisasi. Dalam setiap organisasi akan ada siklus kehidupan organisasi yaitu suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah-masalah transisi serta implikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Selain itu perlu adanya desain kerja dan karakteristik pekerjaan agar setiap anggota tau apa tugas dan fungsinya. Salah satu contoh pengaplikasiannya adalah di rumah sakit. agar setiap intasi didalamnya tahu tujuan mereka untuk apa disana. Bisa dibayangkan jika sebuah rumah sakit tidak mempunyai organisasi, pasti akan terjadi sebuah kekacauan. DAFTAR PUSTAKA Budi Santoso,Suryo. Siklus Hidup Organisasi. Ekuitas Maret 2005 17 – 34. Kuncoro, Mudrajad. 2006. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta Erlangga. Michael, Duane, Robert. 1995. Manajemen Strategis “Menyongsong Era Persaingan dan Global”. Jakarta Erlangga. Sultan, Irawati, Sulfakar. 2010. Analisis dan perencanaan pekerjaan. Diakses pada 24-05-2015. Diakses pada 24-05-2015. m=1Diakses pada 24-05-2015. tanggal 22 Mei 2015 Diakses pada Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang bejudul "Organisasi". Makalah ini berisi tentang definisi organisasi, struktur organisasi, bentuk organisasi, elemen dasar pengorganisasian dan mengelola Studi mengenai dasar-dasar manajemen dapat dimulai dengan menyajikan berbagai konsepsi dasar sebagai kerangka referensi ilmiah dan praktis dalam usaha memahami logika pikir manajemen. Titik beratnya akan diletakkan pada arti manajemen, perkembangan historisnya, pengaruh filsafah dan nilai-nilai manajer serta efek dari faktor lingkungan yang melingkungi, baik yang bersifat intern maupun ekstern. Mata kuliah ini juga membahas tentang pemahaman berbagai usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain, pentingnya manajemen bagi pengelolaan organisasi, aspek-aspek yang dilakukan manajemen serta fungsi-fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, motivasi karyawan, pengawasan termasuk juga pengambilan keputusan serta sistem informasi manajemen.

Strukturorganisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu organisasi. Adapun faktor-fakor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah : 1.

MAKALAHPENGORGANISASIAN DAN STRUKTUR ORGANISASIDisusun Oleh KELOMPOK SundingC 301 18 YasserC 301 18 301 18 OctaviaC 301 18 Karnila Tamembuke C 301 18 Adibah BoftenC 301 18 Nyoman KertayasaC 301 18 301 18 Jade WagiriC 301 18 018PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI & BISNISUNIVERSITAS TADULAKO2019KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya denganrahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pengorganisasiandan struktur organisasi” ini dengan baik tepat pada lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yangtelah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam prosespenyusunan karya ilmiah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidaklangsung sehingga karya ilmiah ini bisa selesai pada waktu yang telah kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunanmakalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam karya ilmiah yang telah kami susun inimasih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran sertamasukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kamiberharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat,Tim Penyusun Kelompok 2 iDAFTAR ISIKATA PENGANTAR........................................................................................................iDAFTAR ISI.......................................................................................................................iiBAB I Latar Belakang............................................................................................................... Rumusan Masalah.......................................................................................................... Tujuan Pembahasan.......................................................................................................2BAB II organisasi dan struktur organisasi............................................................... Kerja............................................................................................................. Koordinasi................................................................................................. dan integrasi............................................................................................. Organisasi Formal........................................................................................... Organisasi Informal........................................................................................9BAB III PUSTAKA.........................................................................................................11iiBAB Latar BelakangMembahas tentang masalah Organisasi pasti kita pernah mendengar katatersebut. Organisasi adalah sebuah wadah untuk para mahasiswa mengekspresikanaspirasi mereka. organisasi sangat penting ada di dalam setiap perguruan tinggi karenadengan adanya organisasi di setiap perguruan tinggi akan banyak menampung kreatifitasmahasiswanya,Sehingga setiap aspirasi dan kreatifitas setiap mahasiswa tidak ada yangterbuang organisasi di atur oleh sebuah aturan yang telah dibuat oleh semuaanggota organisasi tersebut dan peraturan itu akan dijalankan oleh setiap anggotanya danbagi pelanggar aturan akan dikenakan sanksi yang telah disepakati oleh setiap anggotadan didalam sebuah organisasi ada pengurus yang memimpi organisasi agar sebuahorganisasi dapat menjalankan tugas-tugasnya .Want to read all 14 pages?Previewing 5 of 14 pagesUpload your study docs or become a to read all 14 pages?Previewing 5 of 14 pagesUpload your study docs or become a of previewWant to read all 14 pages?Upload your study docs or become a member. KcKYJ.
  • i2zi0o39f2.pages.dev/171
  • i2zi0o39f2.pages.dev/75
  • i2zi0o39f2.pages.dev/425
  • i2zi0o39f2.pages.dev/103
  • i2zi0o39f2.pages.dev/3
  • i2zi0o39f2.pages.dev/569
  • i2zi0o39f2.pages.dev/3
  • i2zi0o39f2.pages.dev/38
  • makalah pengorganisasian dan struktur organisasi